Apa Perbedaan Mimpi dan Firasat, Mengapa Bisa Muncul Mimpi Buruk?
Pernahkah Anda memikirkan perbedaan mimpi dan firasat? Ternyata, mimpi buruk tidak melulu merupakan firasat yang buruk. Suatu kejadian yang berada di dalam mimpi, bisa bermakna terbalik atau makna yang membutuhkan penafsiran khusus.
Mimpi tidak masuk ke dalam ranah psikoanalisis yang berkaitan dengan bidang mistis semata. Melainkan mimpi sudah bisa diteliti dalam ranah ilmiah dan saintis. Investigasi tentang mimpi sudah banyak para peneliti lakukan.
Yang pada pada hasilnya memunculkan temuan baru tentang kesehatan mental manusia. Ya, mimpi bisa muncul dari perasaan mendalam yang seseorang alami. Misalnya pada kehidupan sehari-hari, Anda merasakan kekhawatiran tentang sesuatu. Hal tersebut ketika tidur bisa memunculkan mimpi tentang sesuatu yang memalukan hingga menakutkan.
Begitu pula ketika Anda merasakan rindu atau kangen kepada seseorang setiap harinya. Kemungkinan besar hal tersebut bisa muncul ke dalam mimpi sebagai respons otak atas perasaan yang Anda rasakan. Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas mengenai perbedaan mimpi dan firasat.
Lantas, sebenarnya apa saja perbedaan di antara keduanya? Apakah mimpi selalu bermakna tentang sesuatu, apakah firasat punya kontribusi tertentu membentuk sebuah mimpi pada tidur seseorang?
Perbedaan Mimpi dan Firasat yang Sebaiknya Anda Tahu
Secara umum, buku mimpi 2d merupakan pengalaman yang terjadi di alam bawah sadar yang melibatkan berbagai macam panca indera manusia. Sedangkan firasat berkaitan dengan kemampuan yang berasal dari dalam diri manusia itu untuk merasakan apa yang terjadi di kehidupan.
Ketika seseorang bermimpi, sering mengalami kejadian berupa Rapid Eye Movement (REM) sleep. Yaitu sebuah gerakan mata yang cepat, terlebih kalau orang tersebut tengah memimpikan sebuah kejadian kurang baik; seperti kejadian menakutkan, mengerikan, atau memalukan.
Berkaitan dengan kontrol kejadiannya, mimpi umumnya tidak bisa sang pemimpi kendalikan (di luar kuasa). Namun, ada juga yang dapat sang pemimpi kendalikan dengan kesadaran bahwa dirinya sedang berada di dalam mimpi.
Untuk firasat, sepenuhnya adalah kejadian yang berkaitan dengan gambaran di luar dirinya. Perbedaan mimpi dan firasat terletak di sini, bahwa firasat dapat juga Anda artikan sebagai intuisi. Sebuah pengetahuan bawaan dari lahir atau pengetahuan yang bersumber dari keadaan mendesak tertentu. Oleh karena itulah, intuisi dan firasat ini masuk dalam kategori kemampuan psikis manusia.
Lucid dream adalah keadaan sadar bahwa Anda sedang berada di dalam mimpi. Menjadikan sang pemimpi seolah-olah mampu menyusun kejadian sesuai dengan kehendaknya, namun masih dalam batas tertentu.
Mimpi Kaitannya dengan Ilmu Pengetahuan
Ternyata, pembahasan tentang buku mimpi dengan ilmu pengetahuan atau sains sudah mulai sejak abad 20-an, tepatnya sekitar tahun 1950. Pembahasannya mengenai Rapid Eye Movement (REM) ketika seseorang tengah terlelap dalam tidurnya.
Bidang pengetahuan neuroimaging yang membantu membedah makna sebuah mimpi seseorang dengan lebih akurat. Dalam hal ini, sudah tampak jelas perbedaan mimpi dan firasat yang dialami oleh seseorang. Neuroimaging menjadi pengetahuan dasar yang berbasis pada perhitungan kuantitatif guna mempelajari struktur maupun fungsi sistem saraf pusat.
Perkembangannya secara objektif yang aktif mempelajari otak manusia dalam batas kesadaran tertentu. Kesadaran ini berkaitan dengan tidur atau alam bawah sadar yang memunculkan gambaran kejadian runtut pada mimpi. Sedangkan pada firasat, gambaran ini menjadi kurang jelas, lantaran firasat sebagaimana yang sudah kami sampaikan berasal dari luar kuasa diri manusia.
Hasilnya, mimpi hadir saat pusat logika yang berada di otak manusia tidak lagi aktif. Pusat logika tersebut dikenal sebagai frontal lobe, artinya pikiran rasional sang pemimpi tidak menjadi rujukan primer. Pada saat bersamaan itulah dopamin membuat sang pemimpi lebih emosional daripada rasional.
Kaitannya dengan Memikirkan Sesuatu
Asumsi tentang mimpi dan firasat terus muncul seiring dengan perkembangan zaman. Misalnya saja mimpi sering berkembang saat seseorang memikirkan sesuatu secara mendalam sebelum tidur. Sehingga persentase kemunculan mimpi saat orang tersebut benar-benar tidur semakin tinggi.
Berbicara mengenai riset ilmiah untuk menjawab apakah mimpi erek erek 2d muncul karena pikiran intens sebelum tidur sudah pernah peneliti lakukan. Daniel Wegner, seorang psikolog melakukan penelitian tentang dream rebound effect.
Dalam penelitian yang Daniel Wegner lakukan itu, dirinya membagi kelompok menjadi 2 bagian yang berperan sebagai responden. Kelompok pertama dari pembagian itu fokus memikirkan seseorang sebelum mereka tidur. Kelompok kedua tidak memikirkan siapapun dan apapun sebelum tidur.
Namun hasilnya menunjukkan kesimpulan yang mengejutkan, kelompok kedua yang tidak memikirkan sesuatu itulah justru mendapatkan mimpi. Terutama mimpi tentang orang yang berusaha mereka hindari untuk tidak memikirkannya.
Dari sini dapat kita ketahui bahwa, memikirkan sesuatu bukan berarti akan mendapatkan mimpi tentang itu. Perasaan yang terlepas dari kesadaran lebih dominan muncul ke dalam mimpi. Dengan menggunakan fakta inilah, Anda kemungkinan bisa memesan mau mendapatkan mimpi apa ketika tidur.
Mimpi dan Firasat Menurut Ahli
Unsur survival function punya andil dalam produksi sebuah mimpi, terlebih untuk kejadian yang buruk. Nyatanya, mimpi buruk walaupun singkat lebih memberi kesan mendalam kepada sang pemimpi itu sendiri. Daripada ia mendapatkan mimpi indah dengan jangka waktu lama.
Tidak menutup kemungkinan, apa yang sang pemimpi rasakan seperti rasa khawatir dan rasa takut mendalam muncul ke dalam mimpi. Yakni sebagai sesuatu yang ingin sekali sang pemimpi hindari di dunia nyata. Kejadian paling umum ketika Anda mendapatkan mimpi buruk seperti berlari, kabur, menjerit, menangis, dan lain sebagainya.
Nah, berbicara tentang perbedaan mimpi dan firasat dalam hal ini, para ahli menjawab mitos apakah mimpi buruk merupakan tanda akan datangnya firasat tertentu. Mengingat sebelumnya mimpi akan datang ketika seseorang berada di alam bawah sadar. Sedangkan untuk firasat, datang dalam keadaan seseorang sadar.
Setiap penafsiran dalam mimpi menjadi hal lumrah dan sah-sah saja untuk dilakukan. Misalnya ketika seseorang bermimpi sedang memancing ikan, bisa jadi itu merupakan keinginan mendalam untuk bisa melakukan hobinya tersebut. Hal serupa juga berlaku ketika seseorang akan menghadapi hari-hari yang spesial seperti menikah, lamaran, dan lainnya.
Baca juga : Arti Mimpi Telanjang dan Cara Menghadapinya
Menyikapi Mimpi Buruk dan Firasat
Sayangnya, jika sebuah mimpi dengan kejadian yang berkaitan dengan ketakutan atau kekhawatiran muncul, maka berpengaruh langsung pada kehidupan nyata sang pemimpi. Inilah yang menjadikan mimpi buruk harus Anda antisipasi menurut kepercayaan masing-masing.
Ketika mimpi buruk, jangan langsung mengatakan bahwa itu adalah firasat buruk. Sugesti yang Anda lakukan justru bisa menjadikan suasana kurang kondusif. Anda bisa membaca doa atau melakukan ritual menggunakan 7 batang lidi untuk menangkal dampak buruknya.
Dengan melakukan hal itu, setidaknya pikiran dan perasaan menjadi lebih tenang. Bahkan, ketika Anda tidur lagi, mimpi buruk semacam itu tidak muncul karena Anda sudah merasakan ketenangan. Sekian informasi mengenai perbedaan mimpi dan firasat menurut para ahli, semoga membantu!